Analysis Of Imam Nawawi's Methodology In Resolving Differences Of Opinion Within The Syafie School

Analisis Metodologi Pentarjihan Imam Nawawi Dalam Menyelesaikan Perbezaan Pendapat Dalam Mazhab Syafie

Abstract

The diversity of opinions within the Syafie school provides room for scholars to express their views on resolving legal issues. However, there are opinions, especially from the earlier periods, that are known to be speculative and not definitive, leading to the emergence of Imam Nawawi during the phase of tanqih (purification of the school) to address the occurring issues . The objective of this study is to examine the methodology used by Imam Nawawi in determining definitive opinions by considering the criteria for establishing strong arguments. Additionally, Imam Nawawi also formulated mustalahat (criteria) to distinguish between the opinions of Imam Syafie and the Ashab Syafie after observing the mixture of these two opinions. The research methodology employed is qualitative, utilizing data collection and analysis methods. Data collection is conducted through a literature review, and the obtained data is analyzed using inductive, deductive, and comparative methods to derive study results. The study findings reveal that Imam Nawawi was meticulous in the process of tarjih, considering contemporary factors in his analysis.

Abstrak
Kepelbagaian pendapat yang terdapat dalam mazhab Syafie memberi ruang kepada para ulama untuk menyuarakan pendapat dalam menyelesaikan permasalahan hukum. Namun terdapat pendapat yang dikenal pasti terutama zaman mutaqaddimin memberi pandangan berbentuk syadh dan tidak muktamad sehingga kemunculan Imam Nawawi ketika fasa tanqih (pemurnian mazhab) menyelesaikan permasalahan yang berlaku. Objektif kajian ini adalah untuk melihat pentarjihan yang digunakan Imam Nawawi dalam menentukan pendapat muktamad dengan melihat kriteria penentuan hujah yang kukuh. Di samping itu, Imam Nawawi juga membentuk mustalahat untuk membezakan antara pendapat Imam Syafie dan Ashab Syafie selepas melihat percampuran antara kedua pendapat tersebut.  Metodologi kajian yang digunakan berbentuk kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data dan analisis data. Metode pengumpulan data dilakukan melalui penyelidikan kepustakaan. Data yang diperoleh dalam kajian berbentuk analisis kandungan dianalisis berdasarkan metode induktif, deduktif dan komparatif untuk mendapatkan hasil kajian. Hasil kajian mendapati Imam Nawawi sangat teliti dalam melakukan proses pentarjihan dengan mengambil kira faktor-faktor semasa yang berlaku.